25 Juni 2010, hari Jumat.
Pagi2 berangkat dari rumah jam 6.30 menuju Surabaya.
Naiknya Daihatsu Taruna diisi full: aku, rendix, sebeh, semeh, eyang, om Ndut, dan Atha.
Waaaww.., 1 mobil diisi penuh 6 1/2 orang, plus barang2..
(coba bayangya...)
Plus yang tambah bikin kaget adalah adanya pengumuman kalau tidak ada sarapan sebelum sampai Kudus.
Anjriitt..
Perlu diketahui bahwa kita ambil jalur pantura, yaitu lewat Terboyo-Demak-dst.
Padahal yo kalau dipikir2, rumahku itu udah perbatasan Semarang-Mranggen, tapi jalannya lebih enak lewat pantura.
Yawes, kembali ke masalah sarapan.
Aku ini orangnya paling sebel kalau perjalanan tanpa sarapan dulu, soalnya bisa mual buanget, bisa muntah.
Tapi tenang, bekal pizza-mie yang dibuat semalam cukup bisa mengganjal..
Perjalanan pagi itu cukup sepi, dan juga jalannya bagus.
Dan setelah kira2 1,5 jam perjalanan, sampailah kita di Kota Kudus, kota setelah Demak dalam perjalanan ini.
Ternyata ada alasan kita menunda saarapan, yaitu mau makan Soto Kudus, asli di Kudus.
Jadi kalau ke Kudus, ada sentra masakan khas Kudus, yaitu di Taman Bojana, di dekat alun2, sebelahnya mall gede (ga usah kuatir, semua orang situ juga tau kok).
Nah, pas aku ke situ, mampir di gerainya (ciee..gerai..) pak H. Sulichan, tempatnya begitu masuk, belok kanan, masih termasuk bagian depan.
Di sana bentuknya khas banget, ada pikulannya segala.
Nah, kalau di tempat ini, yang namanya jualan soto Kudus pasti juga jualan nasi pindang khas Kudus.
Tapi menu pertamaku tetep soto dulu, biar seger.
Jadi, pertama kali ditawarin kita mau pake daging apa, ayam atau kebo, dan aku milih kebo.
Btw, daging ayam sama daging kebo sama enaknya kok.
Soto Kudus ini beda banget sama soto kebanyakan di Semarang, tapi apa bedanya aku g bisa jelasin, soalnya saking semangatnya makan, sampe lupa diri (maklum, belum sarapan).
Lebih jelasnya liat aja gambar..
Habis semangkok soto, jadi penasaran pengen nyicipin nasi pindang.
Y wes, pesen aja nasi pindang.
Liat tampilannya dan mencicipi citarasanya secara sekilas, kita dapat berkesimpulan cepat bahwa sajian ini adalah persilangan antara rawon dan soto.
Tapi, sesungguhnya, nasi pindang adalah sajian yang sangat unik.
Bedanya kuah nasi pindang memakai santan, sedangkan rawon tidak.
Dan pindang punya kekhasan dengan memakai daun melinjo.
Nah, kalau makan nasi pindang, biasanya lebih enak kalau dicampur jerohan.
Selain jeroan, ada beberapa lauk lain yang disajikan di meja.
Ada brutu, sayap, sate, tempe-tahu-perkedel, krupuk rambak, dan yang paling mahal adalah otak goreng.
Pokoke mak nyuss..lah.
Kalau ke Kudus, saya rekomendasikan untuk mampir ke sini.
Habis acara sarapan (yang terlambat) selesai, lanjut perjalanan menuju Pati dan terus sampai Surabaya.
Sekian dulu.
Dan bagi yang pengen resep makanan di atas, silakan klik aja:
Soto Kudus: http://www.melroseflowers.com/mkic/resep/kuah/soto_kudus.html
Nasi Pindang: http://cuek.wordpress.com/2008/04/17/pindang-kudus/
Masnya nampang..hehe.. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar